Categories: InspirasiTravel

Museum Affandi: Tempat Berburu Inspirasi Dari Lukisan Sang Maestro

Siapa sih yang tidak kenal Affandi? Pecinta seni rupa pastinya tahu. Bagi kamu yang mengaku sebagai pribadi yang artsy, pastinya jalan-jalan ke galeri seni adalah satu hal wajib. Nah, salah satu galeri seni terbaik di Indonesia adalah Museum Affandi yang terletak di jalan Jogja-Solo.

Museum ini berisi koleksi karya-karya beliau dan beberapa karya lain milik istrinya, putrinya, dan para sahabatnya. Tidak hanya lukisan, tetapi ada juga patung, ukir kayu, instalasi, bahkan bangunannya itu sendiri.

Memiliki tiga galeri, museum ini menawarkan kepuasan tersendiri bagi pengunjungnya. Yuk masuk!

Galeri 1

Galeri ini merupakan bangunan awal dari komplek museum  bersama dengan rumah Pak Affandi sendiri. Dua galeri lainnya dibangun setelahnya secara bertahap. Dua bangunan utama ini (galeri 1 dan rumah Affandi) memiliki atap yang berbentuk daun pisang.

Ngobrol-ngobrol dengan si mas penjaganya, kenapa atapnya berbentuk seperti daun pisang? Karena dulu semasa hidupnya, almarhum menggunakan daun pisang untuk melindungi lukisan-lukisannya dari panas dan hujan. Bentuk atap daun pisang ini pun beliau desain sendiri. Kini daun pisang raksasa lah yang melindungi karya-karya beliau dari panas dan hujan.

Lukisan sebelah kiri menggunakan media pelepah pisang. Foto: desainermales.com

Di dalam galeri 1 terdapat lukisan-lukisan beliau dari awal yang masih menggunakan gaya realis hingga ke gaya khas beliau sendiri, yaitu ekspresionis. Selain menggunakan cat,  beliau biasa melukis menggunakan arang ketika kehabisan cat.

Media yang digunakan untuk melukis pun tak terbatas hanya kain kanvas saja. Di saat beliau kehabisan media lukis, beliau bisa menggunakan pelepah pisang alias gedebog  kering untuk melukis. Tahukah kamu, bulan Mei 2016 kemarin ada seorang kolektor seni dari mancanegara, lukisan dari pelepah pisang itu ditawar berapa olehnya ?

20 M! Dua puluh miliar! Omaigat!

Tapi dari pihak manajemen museum tidak melepasnya. Karena memang semua karya di dalam museum ini tidak akan dijual. Seandainya dijual satu, maka karya yang lain juga akan diborong, bisa habis deh!

Mitsubishi Galant tahun 1976 milik Affandi

Di galeri ini juga terdapat benda-benda koleksi yang beliau dapatkan dari rekan-rekannya ketika dulu merantau ke India dan Eropa. Ada pula motuba Mitsubishi Galant klasik nan cakep dengan warna pisang, kuning hijau.

Galeri 2

Pada saat saya keluar dari galeri 1 menuju galeri 2, ndilalah dikasih tahu si mas penjaga bahwa putri alm.Affandi, yakni Bu Kartika, terlihat sedang duduk di kafe Loteng. Niat hati ingin menghampiri untuk sedikit berbincang-bincang atau foto bareng (haha), namun di saat masih ragu-ragu malah sudah keburu ada mobil yang menjemput beliau. Yasudah.

Related Post

Menuju galeri 2, tepat di sebelah kiri sebelum pintu masuk kita akan menjumpai dua buah makam. Tenang saja, tidak ada kesan angker di situ. Sepasang makam tersebut adalah makam alm. Affandi bersama istrinya, Bu Maryati.

Mata saya tertuju pada dinding biru di pojok makam. Ada sebuah karya seni apalah itu namanya, sebuah ukiran kayu berwajah barong. Seingat saya, diberitahu bahwa karya ini milik sahabat Affandi dari Bali, saya lupa namanya.

Galeri 2 Museum Affandi Jogja. Foto: desainermales.com

Lanjut masuk ke galeri 2. Di galeri ini terdapat karya-karya milik Affandi dan para sahabatnya, baik lukisan, instalasi, maupun patung. Memiliki dua lantai, hanya saja pengunjung tidak boleh menuju ke lantai atas.

Galeri 3

Galeri 3 Museum Affandi Jogja. Foto: desainermales.com

Galeri 3 ini dibangun setelah Affandi wafat. Berisi karya-karya istri dan putrinya. Terdapat pula tempat nonton video yang memperlihatkan proses Affandi melukis dirinya sendiri alias self-portrait. Beliau melukis dengan posisi menghadap ke cermin.

Setelah keluar dari sini, kita akan menuju tower yang berada di atas sungai Gajah Wong. Dari sini kita bisa melihat karya yang menempel di dinding belakang galeri 3. Dari sini kita bisa langsung menuju ke kafe Loteng. Melewati sebuah andong yang difungsikan sebagai mushola.

Sampai ke kafe Loteng, sebelum pesen makanan sebaiknya kita tengok ke atas. Karena di atas kafe inilah kamar Affandi dan istrinya berada. Menaiki tangga kayu, dan sampailah ke balkon tempat Affandi biasa duduk santai. Seperti saya kalau lagi males-malesan. Hahaa..

Saatnya kembali turun ke kafe dan menunjukkan tiket untuk mendapatkan minuman gratis. Pas banget sambil makan siang. Perlu diketahui, tidak ada menu yang spesial di kafe Loteng ini. Saya hanya pesan mi goreng. O ya, di kafe ini juga menjual souvenir seperti mug, kaos, stiker, dan sebagainya. Dan sebelum pulang saya sempatkan solat di mushola andong yang tadi saya lewati.

___

Museum ini tidak hanya menawarkan banyak inspirasi karya bagi kita, namun juga pelajaran tentang perjalanan hidup dari Sang Maestro asal Cirebon ini. Jika berkunjung ke sini, cobalah ngobrol-ngobrol dengan staf yang ada di masing-masing galeri. Mereka akan banyak menceritakan sejarah, petualangan Affandi merantau ke India dan Eropa yang tentunya didampingi istri yang setia menemaninya.

Pada saat merantau, beliau melukis tidak pernah mematok harga. Justru dengan begitu beliau malah mendapatkan lebih. Tidak sekedar uang, tetapi koneksi dan bermacam penghargaan yang bisa menghidupi beliau di negeri orang.

Harga Tiket Masuk Museum Affandi

  • Wisatawan Lokal: Rp 20.000 (gratis softdrink di Kafe Loteng)
  • Wisatawan Mancanegara: Rp 50.000 (gratis softdrink di Kafe Loteng)
  • Kamera: Rp 20.000
  • Smartphone:  Rp 10.000

Buka setiap Senin-Sabtu. Hari Minggu atau libur nasional tutup (kecuali ada janjian kunjungan).
Lokasi: Jln. Laksda Adisucipto 167 Yogyakarta. (lihat di Google Maps)

Nasir Udin

Hai, saya Nasir, seorang freelance designer yang suka jalan-jalan. Dengan bekerja secara independen di beberapa design marketplace, membuat saya bisa membawa pekerjaan kemanapun saya pergi.

View Comments

Share
Published by
  • Recent Posts

    Jalan Bareng Envato ke Borobudur & Ullen Sentalu di Acara Worldwide Conference

    Awal Desember 2019 kemarin, Envato — salah satu design marketplace asal Australia, mengadakan sebuah workshop…

    4 years ago

    Ngopi Bareng Keluarga Kusmajadi Yang Lagi Travelling Keliling Indonesia

    Unlocking Indonesia’s Treasure, sebuah tagline melekat di badan campervan yang sedang parkir di depan Warunk…

    5 years ago

    Menikmati Open Trip ke Bromo Seharga 250 Ribuan

    Di cerita sebelumnya, saya telah memutuskan untuk berangkat ke Bromo dengan cara ikut open trip.…

    5 years ago

    Main ke Museum Angkut, Jatim Park 2, dan Goa Pinus

    Hari pertama di Malang, saya mulai menyusun itinerary untuk perjalan hari-hari selanjutnya. Untuk tujuan utama,…

    5 years ago

    Touring Bali – Malang dengan Sepeda Motor

    Perjalanan kali ini akan terasa panjang. Biasanya, perjalanan antar propinsi/pulau saya tempuh lewat jalur udara.…

    5 years ago

    Selain Nonton Asian Games, Mau Ke Mana Aja Selama di Palembang?

    Sebagai salah satu penyelenggara Asian Games 2018, Palembang tentunya akan menjadi tujuan wisata para travelers.…

    6 years ago