Hari pertama di Malang, saya mulai menyusun itinerary untuk perjalan hari-hari selanjutnya. Untuk tujuan utama, yaitu Bromo, saya tempatkan pada hari terakhir.
O ya, tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya. Dimana saya touring dari Bali ke Malang dengan sepeda motor. Ceritanya bisa dibaca di sini.
Sebelum ke Bromo, beberapa destinasi di kota Batu menjadi agenda kami. Wisata kota Batu terkenal dengan Jatim Park-nya. Jatim Park ini pun dibagi menjadi banyak tempat. Dan inilah tempat-tempat yang saya kunjungi.
Museum Angkut
Hari ke-dua di Malang, kami langsung menuju kota Batu. Tujuan kami saat itu adalah Museum Angkut.
Siang hari kami sampai di Museum Angkut. Saat itu ternyata sudah ramai sekali. Mayoritas pengunjung adalah rombongan. Baik itu rombongan anak sekolahan ataupun rombongan ibu-ibu arisan.
Dari parkiran motor, kami harus melewati lapak-lapak penjual souvenir dan makanan sebelum sampai di loket. Di sini juga ada Pasar Apung Nusantara yang menyajikan masakan-masakan khas nusantara.
Kami langsung menuju loket. Dan meskipun ramai pengunjung, ternyata antrian loket tidak penuh. Dengan membayar 100 ribu per orang dan 30 ribu untuk kamera, kami pun langsung masuk.
Museum angkut ini merupakan museum transportasi terbesar se-Asia. Terdapat berbagai macam koleksi alat transportasi, mulai dari yang tradisional hingga modern. Meliputi transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi harian bahkan sampai mobil balap!
Mulai dari pecinan hingga Hollywood dan istana Inggris.
Untuk mengelilingi museum ini, setidaknya kita butuh waktu 3 jam. Diselingi foto-foto dan nongkrong di kafe yang ada di dalam untuk sekedar istirahat. Capek bro!
Keluar dari museum Angkut, ternyata sudah jam 3 lebih. Kami langsung menuju Jatim Park 2, dan sampai di loketnya sudah hampir jam 4 sore. Si mbak penjaga loket menganjurkan untuk datang lagi saja besok karena waktunya sudah mepet untuk mengeksplor Batu Secret Zoo. Jadinya nanti malah nggak asyik.
Oke. Sore itu kami belum jadi masuk Jatim Park 2. Kami pun kembali ke Malang dan jalan-jalan sore sambil cari makan.
Jatim Park 2
Setelah kemarin tidak jadi masuk Batu Secret Zoo karena waktu yang sudah mepet, hari ini saya berangkat pagi menuju Jatim Park 2. Saya membeli tiket untuk paketan Eco Green Park, Batu Secret Zoo, dan Museum Satwa seharga 110 ribu rupiah. Untuk harga tiket masuk Jatim Park selengkapnya bisa dicek di tabel ini.
Yang pertama kami masuki adalah Eco Green Park. Di sini menampilkan dekorasi dari barang-barang bekas dan beberapa satwa hidup (yang didominasi oleh unggas) maupun yang telah diawetkan (didominasi oleh serangga).
Untuk berkeliling Eco Green Park dan Batu Secret Zoo, saya sarankan kalian untuk menyewa skuter. Daripada jalan jauh ye kan.. Apalagi jika agenda traveling kalian padat.
Terbukti setelah jalan kaki mengelilingi dua destinasi itu kami beneran capek! Destinasi ketiga tidak kami ambil, yaitu Museum Satwa. Kami berdua sudah ingin langsung balik ke hotel. Haha
Goa Pinus
Hari ke-empat kami ingin menikmati jalan-jalan di seputar kota Batu. Tanpa tempat tujuan. Dari alun-alun lanjut ke arah utara yang menuju ke Kediri. Banyak pohon pinus di sepanjang jalan. Sejuk. Adem di mata. Hingga akhirnya kami mampir ke Goa Pinus.
Sebenarnya tidak jelas goa di sini ada dimana. Ada lubang di bawah bukit, namun bagi saya itu bukanlah goa. Haha
Tempat ini mirip dengan hutan pinus yang ada di Jogja. Baik itu Mangunan atau Puncak Becici, namun tak ada yang seindah hutan pinus Dringo!
Di tempat ini saya mulai menyusun rencana untuk keberangkatan kami ke Bromo. Ada rencana mau naik motor, tapi kurang puas kalau harus berangkat pagi, karena berangkat malam terlalu beresiko. Dan akhirnya kami mulai cari jeep dari kenalan atau mencoba ikut open trip Bromo. Cerita tentang perjalanan ke Bromo akan saya post di part 3 ya, guys
Pulang dari Goa Pinus, si istri mulai nggak enak badan. Dan akhirnya kami berdua full istirahat hari itu dan satu hari berikutnya. Niat untuk bertemu dengan seorang lettering artist pun terpaksa saya urungkan. Beliau ini menjalankan studio desain yang menghasilkan font-font asik dengan gaya lettering. Bisa dicek di tokonya di sini.
Selama masa istirahat tersebut, saya mulai mencari cara ternyaman dan termurah untuk bisa ke Bromo. Opsi pertama yang menggunakan motor langsung saya coret setelah membaca blog tentang mereka yang naik motor menuju Bromo. Kecuali kalau pakai motor offroad, itu sih oke-oke saja
Opsi ke-dua, mau sewa private jeep dari kenalan saya. Harga masuk kantong. Namun setelah coba cari open trip di Traveloka, ternyata harganya jauuuh lebih murah.
Pilihan pun jatuh di opsi ke-tiga, saya pesan open trip via Traveloka. Saat itu saya dapat harga 250 ribuan per orang, tinggal nunggu dijemput di hotel. Enak kan? Ceritanya saya tuliskan di part 3.
Have a nice trip!