Menjelang akhir tahun 2016 ini, Pemerintah Kota Semarang menggelar event yang berjudul Pandanaran Art Festival (PAF). Acara ini merupakan sebuah festival yang berisi kegiatan-kegiatan seni dan kreativitas.

Di dalam sebuah ruang seni instalasi bambu yang bernama Selasar Pandanaran ini terpampang berjejer karya-karya fotografi dari 141 peserta lomba foto kreatif Instagram #Semarangdimatakita2 dan sekitar 60 karya kain batik tulis dari Eko Batik yang sudah diwarnai oleh anak-anak SD dalam lomba mewarnai batik Semarangan.

Event yang diadakan selama empat pekan ini dimulai 26 November  hingga nanti 24 Desember 2016 dan bertempat di Taman Menteri Supeno.

sketsa seni instalasi selasar pandanaran
Sketsa selasar Pandanaran by Semarang Sketchwalk. Foto: desainermales.

Bagi sampeyan yang tinggal di Semarang tentu sudah tidak asing lagi dengan Taman Menteri Supeno atau yang biasa disebut Taman Keluarga Berencana (Taman KB). Tentu juga bukan tanpa alasan mengapa masyarakat Semarang menyebutnya Taman KB. Mungkin karena di tengah taman ini terdapat patung seorang ibu dengan dua anaknya? Yang tangan kanannya menggandeng anak pertama dan tangan kirinya menggendong anak ke-duanya? Sebagaimana program Keluarga Berencana “Dua Anak Cukup”? Entahlah.

Satu hal menggelitik yang ada dalam PAF adalah diangkatnya misteri tentang patung tersebut. Sentilan-sentilan yang sudah sering bersliweran semacam di bawah ini dijadikan suatu sindiran akan keberadaan patung tersebut.

Sakjane bapake ki ning ngendi?  (Sebenarnya bapaknya dimana?)
Mungkin bapaknya yang bikin patung itu.
Mungkin bapaknya yang lagi naik kuda di Undip Tembalang. (patung Pangeran Diponegoro yang sedang berkuda)

sindiran patung taman kb
Pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal hati. Foto: desainermales.

Dan berikut ini kutipan dari poster tersebut:

Memangkah ini Patung KB? Benarkah ini Taman KB?

Ataukah ini patung Menteri Supeno?

Tapi bukankah Menteri Supeno yang meninggal di usia 32 tahun saat bergerilya melawan Agresi Militer Belanda II itu laki?

Mungkinkah ini patung istri dan kedua anaknya? Tapi bukankah anak mendiang Menteri Supeno hanya satu?

Ataukah ini patung ibu PKK bersama dua anaknya yang terinspirasi dari gerakan yang berawal dari kepedulian Bu Isriati Moenadi (istri gubernur Jawa Tengah) pada tahun 1967 setelah melihat keadaan masyarakat yang menderita busung lapar?

Tetapi apakah PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) memang urusan ibu-ibu saja sehingga jadi alasan bapak tidak perlu hadir di sini?

Dan tetap saja masih tidak ada jawaban… Hahaha
Mungkin pembaca ada yang tahu tentang patung ini? Silakan berbagi pengetahuan di sini.


Beberapa komunitas yang ikut dalam PAF kali ini di antaranya adalah WPAP chapter Semarang. WPAP atau Wedha’s Pop Art Portrait adalah seni melukis wajah dengan petak-petak warna yang diciptakan oleh seorang illustrator bernama Wedha Abdul Rasyid. Aliran seni ini disebut juga Foto Marak Berkotak (FMB) atau bahkan Wedhaism.

Sejak dari parkiran sudah nampak jelas “foto marak berkotak” warna-warni dari komunitas tersebut. Selain itu ada juga karya-karya dari Semarang Sketchwalk, sebuah komunitas hobi sketsa bersama dengan menggambar objek secara langsung di lokasi. Kemudian ada karya dari AIDIA Semarang, yang merupakan Asosiasi Profesi Desain Komunikasi Visual Indonesia.

Semakin kita telusuri selasar bambu di PAF, kita menemukan karya dari komunitas chalk art yang berupa gambar dari kapur.

Di ruang yang berbeda, kita akan mendapati sekitar 60 karya kain batik tulis dari Eko Batik yang sudah diwarnai oleh anak-anak SD dalam lomba mewarnai batik Semarangan. Selain itu ada juga banyak karya lukis di kanvas vertikal berukuran besar.

mural paf 2016karya wpap semarang
Sampeyan sudah mampir ke PAF 2016? Monggo bisa berbagi info di sini.
Atau jangan-jangan malah sampeyan tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal hati di atas? Silakan komen…

Salam kreatif!

Hai, saya Nasir, seorang freelance designer yang suka jalan-jalan. Dengan bekerja secara independen di beberapa design marketplace, membuat saya bisa membawa pekerjaan kemanapun saya pergi.

Write A Comment

Scroll top