Aku suka banget dengan segala hal yang berbau kerajinan tangan. Berbagai medium udah aku coba, mulai membuat boneka dari flanel (bahkan dulu pernah jualan hasil kerajinan flanel juga), menyulam, macramé sampai ke clay alias tanah liat, dan juga cardboard.

Tiap medium ada tantangan tersendiri, tapi medium yang paling aku suka itu clay. Kenapa? Soalnya teksturnya lunak, enak dipegang, dibentuk dan di-sculpting. Hingga saat ini aku pernah nyoba main 2 jenis air dry clay dan tanah liat beneran.

Apa itu air dry clay?

Jadi, yang namanya clay yang ada di pasaran itu ada 2 jenis, air dry clay dan polymer clay. Air dry clay ini bisa kering dan mengeras sendiri kalau kena udara terbuka, jadi kita sculpting-nya nggak bisa ditinggal lama-lama, harus cepat selesai.

Sedangkan polymer clay (aku belum pernah pakai sih) proses mengering dan mengerasnya perlu di-oven dulu, jadi sebelum di-oven ya belum keras gitu. Katanya sih begitu.

Jenis air dry clay pertama yang pernah aku pakai itu merk Sakura Air Dry Clay. Teksturnya enak banget, lunak, ringan, dan mudah dibentuk. Kadang dijual di toko buku – toko buku di Semarang seperti Gramedia (kalau stoknya masih sih). Bentuknya seperti ini.

SAKURA_Air_Dry_Clay_Light

Bisa beli di toko Bukalapak ini

Hasil akhirnya setelah kering total itu lembut dan ringan, kayak gabus. Ini beberapa hasil karyaku pakai clay ini dan lanjut diwarnai pakai cat akrilik.

Kerajinan dari Sakura Air Dry Clay
Mongki dari Sakura Air Dry Clay
Kerajinan dari Sakura Air Dry Clay
Elli dari Sakura Air Dry Clay
Kerajinan dari Sakura Air Dry Clay
Naga dari Sakura Air Dry Clay

Air dry clay kedua yang pernah aku pakai merk DAS Clay yang putih. Ada juga varian lain yang warna terracota (cokelat tanah). Clay ini lebih alot dari jenis yang pertama dan juga lebih padat. Kalau di Semarang dijual di toko buku Merbabu. Kalau ngga ada? Beli di online shop banyak kok. Ini penampakannya.

Bisa beli  di toko Bukalapak ini

Hasil akhirnya keras, padat, berat, dan bertekstur. Hampir kayak gips kalau menurutku. Ini hasil jadinya.

Kerajinan dari DAS Clay
Si gajah hasil dari DAS Clay
Kerajinan dari DAS Clay
Si kura dari DAS Clay

Latihan Membuat Gerabah Di Kasongan, Jogja

Nah, yang terakhir adalah pengalamanku menggunakan tanah liat asli waktu latihan membuat gerabah di Kasongan – Jogja beberapa bulan lalu. Terasa lebih berat dan padat dibanding kedua clay diatas pastinya.

Hasil jadinya, kekerasannya seperti apa juga aku ngga tahu pasti karena programku saat itu cuma sampai modelling, cuma membentuk tanah liatnya menjadi vas bunga, belum sampai tahap pembakaran. Modelling-nya aja bisa bagus gini soalnya dibantu sama Pak Tutornya. Hahahaaa…

Pembuatan gerabah ini prosesnya panjang banget kakak. Setelah modelling masih harus dijemur kira-kira semingguan, setelah benar-benar kering barulah dibakar. Makanya saya cuma sampai proses modelling saja. Tempat pembakarannya masih tradisional banget lo. Kira-kira seperti ini prosesnya (iya, yang di foto itu saya :p )

 

Oh iya, kampung Kasongan merupakan sentra kerajinan gerabah di Jogja. Jadi tidak heran kalau di sepanjang jalannya terdapat rumah-rumah yang juga menjadi galeri untuk memajang karyanya. Selain menjual kerajinan, ada juga beberapa yang menawarkan jasa latihan membuat kerajinan dari tanah liat seperti yang aku kunjungi.

Kalau kamu suka mainan clay, kamu wajib mainan tanah liat juga di Kasongan. Dijamin tanganmu bakal bahagia merasakan tekstur tanah liat. Selain itu tentunya juga menambah pengalaman baru. Seru banget loh!

Oke, sekian sharing pengalamanku tentang dunia per-clay-an. Mungkin ada yang suka mainan clay atau malah membuat gerabah? Boleh dong di-share disini 🙂

Mampir ya di haidishabrina.com

Write A Comment

Scroll top